Friday, September 8, 2017

Biografi Moh. Hatta : Drs. Moh. Hatta dan gambaran jelas tentang dirinya

Berbicara tentang Drs. Moh. Hatta tak banyak orang yang tahu tentang dia selain sebagai Bapak Proklamator kemerdekaan bersama Ir. Soekarno. Tak banyak ingatan sejarah yang membicarakan tentang dia dalam pelajaran-pelajaran sejarah maupun buku-buku sejarah di sekolah. Namanya hanya terdengar jika kebetulan peristiwa Proklamasi dikisahkan. Selain itu, namanya hanya dikenang sebagai nama-nama jalan protokol di setiap kota besar di Indonesia bersama Ir. Soekarno.

Ketidaktahuan kita tentang Moh. Hatta memang sangatlah kronis. Kita tidak pernah tahu siapa dan bagaimana kisah hidup dia sebenarnya? bagaimana dia bisa menjadi tokoh besar dalam meraih kemerdekaan? alasan pengunduran dirinya dari wakil presiden? dan masih banyak lagi.


Berbicara tentang sosok  Bung Hatta, memang tidak lengkap jika kita tidak membaca sendiri otobiografinya. Berbeda dengan biografi tokoh-tokoh lain yang pernah ada, buku ini murni ia tulis dalam kesibukannya setelah tidak lagi menjabat wakil presiden pasca pengunduran dirinya pada tahun 1956.

Buku ini menjawab banyak pertanyaan tentang Bung Hatta sebagai pribadi, politisi, maupun negarawan. Meski sejak muda anti Belanda kenapa akhirnya ia memilih melanjutkan belajar di negeri penjajah itu? kenapa ia tak bergabung dengan Tan Malaka, aktivis pergerakan kemerdekaan lain yang ia kenal di sana? Bagaimana ia memandang peristiwa penculikan dwitunggal Sukarno-Hatta oleh para pemuda, sehari sebelum proklamasi kemerdekaan? Bagaimana pula sikap Hatta soal perceraian Bung Karno dengan Inggit Ganarsih dan perkawinannya dengan Fatmawati? (Untuk Negeriku : cover belakang)

Buku yang terlihat ini merupakan cetakan baru yang mulai dikeluarkan pada tahun 2011. Dalam cetakan lama, buku ini merupakan sebuah buku yang dicetak dalam satu kesatuan dan satu jilidan. Akan tetapi dalam cetakan terbaru, untuk mempermudah pembaca dalam membaca akhirnya buku ini dibagi ke dalam 3 bagian berdasarkan perjalanan Bung Hatta. Buku pertama yang berjudul Bukittinggi-Roterdam Lewat Betawi menceritakan tentang kehidupan masa kecil Bung Hatta sampai ia menuntaskan pendidikannya di negeri Belanda. Buku ke II dengan judul Berjuang dan Dibuang, bercerita tentang perjuangan Bung Hatta di tanah air sampai ia ditangkan dan dibuang ke Digul dan Belanda, hingga 1942. Sedangkan di buku ke III berisi tentang peran Bung Hatta dalam kemerdekaan Indonesia dan kisah diplomatiknya, yang berpuncak di Konferensi Meja Bundar akhir tahun 1949.

Berbicara tentang sosok Bung Hatta, memang tidak lepas dari membicarakan seorang tokoh kemerdekaan yang luar biasa dalam perjuangannya meraih kemerdekaan juga dalam konteks keilmuannya. Banyak tulisan-tulisan yang ia buat baik sebelum kemerdekaan Indonesia ataupun setelah ia tidak lagi menjabat wakil presiden Republik Indonesia yang memperhatikan dan menjelaskan berbagai hal dari sudut disiplin keilmuan.

Tak heran jika Taufik Abdullah dalam pengantarnya di buku ini menyebut bahwa Bung Hatta selain sebagai pemimpin dan tokoh kemerdekaan Indonesia juga sebagai seorang Ilmuwan. Hal ini nampak jelas setelah ia tak lagi menjabat sebagai Wakil Presiden, ia semakin kelihatan kecenderungannya untuk lebih menonjolkan diri sebagai seorang ilmuwan.

Akan tetapi diatas segala-galanya ia adalah seorang pejuang dan pemimpin kemerdekaan bangsa yang sejak muda menghadapkan dirinya pada usaha perumusan corak kebangsaan dan kerakyatan dari sebuah negara-bangsa yang dicita-citaknnya. Terlepas dari luas dan dalamnya wilayah pengaruhnya, barangkali tidaklah terlalu berlebih-lebihan kalau dikatakan bahwa Bung Hatta adalah seorang Ideologue bangsa yang paling terkemuka. Ia adalah pula yang paling konsisten-sejak muda sampai akhir hayatnya- dalam usaha mencari bentuk dan corak kehidupan kenegaraan yang paling sesuai dengan tuntutan idealisme bangsa dan keharusan zaman. Tidaklah berlebih-lebihan kalau dikatakan bahwa ia adalah satu-satunya pemimpin bangsa yang tidak henti-hentinya memikirkan masalah demokrasi, yang terbebas dari individualisme, tetapi sekaligus terlepas pula dari tradisi yang mengekang kebebas. (Taufik Abdullah - Dalam Pengantarnya dalam buku Untuk Negeriku : xxxiv)

Sangat menarik jika kita tahu dan selesai membaca buku ini. Buku yang menceritakan bagaimana perjuangan Bung Hatta langsung dari tulisan tangannya disertai fakta-fakta dan foto-foto di dalamnya. Lebih dari itu, dalam buku ini saya jadi lebih tahu tentang bagaimana pemikiran-pemikiran Bung Hatta tentang bangsa, ideologi dan negara ini.

Untuk Negeriku sebuah Otobiografi, sebenarnya merupakan buku lama yang sudah diterbitkan tahun 1979. Namun buku yang saya baca ini merupakan cetakan baru dengan ejakan bahasa yang mudah dimengerti dan sudah disesuaikan. Dan diperbaharui dan dicetak ulang oleh kompas 


Oke, akhir kata selamat membeli dan membaca buku ini. Dan InsyaAllah kapan-kapan saya akan memberikan resensi di kesempatan selanjutnya. Bye bye!!!




No comments:

Post a Comment