Sebagai tugas penutup perkuliahan kami harus mencari dan melakukan book report terhadap salah satu buku yang terkait dengan mata kuliah yang sedang saya ikuti dan masing-masing mahasiswa tidak boleh memakai buku yang sama.
Setelah mencari beberapa hari akhirnya saya putuskan untuk memakai buku dengan judul : Soeharto (Bagaimana Ia Bisa Melanggengkan Kekuasaan Selama 32 Tahun ?) sebagai buku yang akan saya gunakan dalam mereport buku. Dan uniknya ini merupakan postingan pertama saya menyinggung tentang materi kuliah saya di jurusan Pendidikan Sejarah UNNES.
Bicara tentang Presiden Indonesia yang ke-2 yaitu Soeharto kita tidak akan lepas dari pembicaraan pro kontra terhadap dirinya. Banyak hal-hal kontroversial yang diidentikkan terhadap presiden RI ke 2 ini. Dimulai dengan peristiwa G30S yang melambungkan namanya, surat perintah 11 maret, penetapan dia sebagai presiden oleh MPR dan masih banyak lagi.
Dalam buku ini pembaca akan diajak mengetahui peristiwa sejarah pada masa orde baru baik selama Soeharto berkuasa maupun peristiwa yang melatarbelakanginya untuk berkuasa dengan gaya penulisan yang berbeda dari sebelumnya. Buku ini ditulis dengan berbeda dari buku putih ataupun versi resmi dari ciptaan Orde Baru yang telah diterbitkan selama Soeharto berkuasa. Sehingga dapat membuat pemahaman terhadap sejarah Orde Baru tidak lagi terpacu atau selalu sepemahaman dengan apa yang ditulis oleh penguasa
Sejarawan Peter Kasenda menggali fakta-fakta sejarah yang belum pernah diungkap secara sistematis tentang berbagai strategi, metode, dan cara yang digunakan Soeharto demi melenggengkan kekuasaannya. Banyaknya sumber yang digunakan membuat buku ini sangatlah menarik dan kaya terhadap peristiwa pada masa Orde Baru.
Bagi para pecinta dan orang yang berkecimpung di sejarah, buku karangan Peter Kasenda ini sangatlah menarik. Dengan digunakannya banyak sumber sejarah dan kutipan dari beberapa ahli sejarah, buku ini dapat menjadi reverensi untuk kita mempelajari Soeharto dan masa Orde Baru yang begitu sangat lama berkuasa di Indonesia.
Meski begitu tidak dicantumkannya gambar atau foto peristiwa yang terjadi ketika orde baru berlangsung,membuat buku ini terasa membosankan. Terlebih jika dibaca oleh orang yang tidak begitu menyukai sejarah.
No comments:
Post a Comment